Selasa, 31 Januari 2017

MENGENANGMU PUSS



Aku nulis ini selang beberapa jam setelah kepergianmu. Pus, aku sangat merasa bersalah dan kehilangan yg mendalam. Meski kamu hanya seekor puss...
Perasaanku tak membedakan itu..bahkan ketika aku menulis ini, air matuku tak kunjung kering.

Pus, kamu adalah titik balikku utk kembali menyayangi seekor piaraan setelah belasan tahun yg lalu..terakhir aku punya pus yaitu waktu SMP. Aku ga mau punya pus lagi karena capek bersedih. Dari aku kecil aku sering punya puss....pasti kusayang2 dan kumanja2. Tapi saat mereka mati karena berbagai hal maka aku bersedih berhari2. Kehadiran mereka meninggalkan luka...luka kehilangan.
Hingga hari jumat pagi yg lalu aku mendengar meong2mu di kantor...hatiku tergerak untuk mengadopsimu. Kamu teriak2..kalo km itu manusia pasti km sedang menangis2..badanmu menggigil ketakutan lalu kubungkus kau dengan kaos merahku (kaos cadangan utk senam yg kutaruh kantor), km mulai ga berteriak...mulai tenang karena mungkin merasa hangat. Kubelikan makanan baby kucing di pet shop wkt istirahat, kamu blm bisa makan makanan biasa. Kuberi makan dan kutunggu hingga sore ga ada induk kucing yg mencarimu. Kuputuskan membawamu ke rumah krn aku berpikir bisa memberimu kasih sayang dan kehidupan yg lebih baik. Aku akan mulai lagi mencintai....seekor kucing.
Hisyam senang sekali  aku bawa kamu ke rumah dia langsung manggil teman2nya untuk melihatmu. Dia nanya kenapa bunda bawa kucing? Aku bilang krn kamu terlantar, ditinggal indukmu dan aku kasihan. Mungkin ada banyak sekali kucing sepertimu tapi entah kenapa hati ini tergerak padamu, pusku. Hari berikutnya hisyam bawa kucing juga sebesar kamu sama2 berbulu hitam. Hisyam bilang kucing itu juga terlantar sdh beberapa hari di pojok taman tanpa induknya. Aku senang hisyam punya rasa kasih ke binatang maka kupelihara kalian berdua jadi kamu ada temannya. Selama 4hari kita bersama kamu dah kenal aku...slalu mengikutiku...kamu ga nakal...aku suruh bobok di kardus kamu nurut dan kamu ga berisik. Hari senin pagi kulihat ke kardus, kamu cuma sendiri dan ada bercak darah di sekitarmu. Kamu sangat ketakutan...pasti  temanmu dibantai binatang liar. Aku sedih...kuyakinkan kamu untuk mendekat padaku...kamu maju lalu mundur beberapa langkah seolah tak yakin padaku. Namun akirnya kamu mau ke tanganku...kupeluk dan kubawa ke rumah, kukatakan jangan takut...aku akan melindungimu.
Hari itu kubawa kau ke kantor karena di rumah ga ada orang, hisyam-hazim pun kuajak serta. Kamu anteng kalo ada aku. Hari itu aku sempet searching toko online yg jual kandang, biar kamu aman dan rencananya dikirim hari ini. Sore hari ketika mau pulang, kamu ga ada...entah ngumpet dimana kucari2 ga ketemu. Aku titip pesan ke OB kalo km ketemu suruh menghubungiku...nanti kujemput. Malamnya OB ngabarin kalo kamu ada di mejaku...dan bener aku jemput lagi kamu. Sampai rumah dah malam, aku kasih makan dan aku siapin kardusmu. BODOHnya aku...kamu tetep kutaruh di luar..seolah ga belajar dari kejadian malam sebelumnya. Entah kesambet apa aku kok bisa begitu khilaf, begitu ceroboh. Harusnya km kumasukkan ke rumah, toh belum bisa naik2 meja kursi.
Ragu2 itu sempat menderaku, beberapa kali kutengok hingga jam 12 malam kamu masi aman, bobok di kardus itu. Lalu aku tidur....jam 4 bangun secara tidak tenang, aku langsung buka pintu dan mendapatimu tergeletak bergelimangan darah. yaAllah...jahat banget aku...bodoh dan ceroboh. Huhuuuu
Sebenernya yg mengurungkan niatku utk memasukkanmu di dalam rumah karena kupikir kucing hanya makan anaknya....seperti kucing2ku waktu kecil dulu ada yg baru lahir dimakan ayah kucing. Aku pikir kamu aman...kalo ga aman pasti kamu jg dah dimakan malam sebelumnya...
OMG............it really hurts me L
Jadi ingat kisah The Little Prince yang pernah kubaca......tentang kamu pusku...
-------
“Kemari, bermainlah denganku, aku sangat sedih”.
“Aku tidak bisa bermain denganmu, aku belum dijinakkan.”
“Apa artinya itu –menjinakkan?”
 “Menjinakkan artinya menjalin ikatan.”
Kamu bertanggungjawab selamanya terhadap apa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggungjawab kepadaku...
Karena setelah saling menjinakkan, kamu tak pernah sama dengan 100 kucing yg lain.... Kita akan saling membutuhkan. Bagiku kamu akan menjadi satu-satunya di dunia. Bagimu, aku akan menjadi satu-satunya di dunia. Karena saling menjinakkan inilah kita akan beresiko menangis..
---------

Aduh pus.....kehadiranmu begitu singkat...
Aku masih ingat sorot mata abu-abumu saat menatapku...sorot mata percaya...sorot mata berharap...dan aku telah mengecewakanmu. Maafkan aku puss... 😢
kan kukenang kau selalu yang kembali mengajarkan cinta di hatiku...

in memorian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar